ATTITUDE
Pengertian
atitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat
merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut tetapi
sikap tersebut disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu . jadi ,attitude bisa
diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu
hal. Attitude senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal ,suatu objek .Tidak ada
attitude tanpa ada objeknya.
Attitude
mungkin terarahkan pada benda-benda ,orang-orang ,tetapi juga peristiwa-peristiwa,pemandangan-pemandangan,lembaga-lembaga,norma-norma,nilai-nilai
dan lain-lain.
*
Attitude sosial dan attitude individual
Manusia
itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu,
tetapi
attitude-attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembangannya.peranan
attitude-attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembangan .Adanya attitude –attitude
menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya .
Attitude
dapat dibedakan ke dalam attitude sosial dan attitude sosial dan attitude
individual:
Attitude
sosial pernah dirumuskan sebagai
berikut: Suatu attitude sosial dinyatakan dengan cara-cara kegiatan yang sama
dan berulang –ulang terhadap objek
sosial. Attitude sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang,tetapi
juga oleh orang lain yang sekelompok atau semasyaratan . Misalnya penghormatan
yang berkali-kali dinyatakan dengan cara khidmat oleh sekelompok orang terhadap
bendera, menunjukkan adanya attitude kelompok tersebut terhadap benderanya .
Atittude
individual berbeda dengan attitude sosial,yaitu :
1.
Attitude individual
dimiliki oleh seorang demi seorang saja ,misalnya kesukaan terhadap
binatang-binatang tertentu,
2.
Attitude individual
berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial.
Kita
lambat-laun mungkin memperoleh sikap suka atau tidak suka kepada seorang kawan
atau seorang pesaing, dan terhadap peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan
kita.Jadi ,attitude mempunyai peranan yang penting dalam interaksi manusia .Apa
yang attitude “sosialisasi” dari manusia itu sebagian besar terdiri atas
pembentukan attitude-attitude khas yang memiliki orang Perancis,termasuk
attitude-attitude terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial kelompok
perancis.
Attitude
sosial dan attitude pada umumnya itu mempunyai sifat-sifat dinamis yang sama seperti
sifat motif dan motivasi; yaitu merupakan salah satu penggerak internal di
dalam pribadi orang yang mendoronganya berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
*CIRI-CIRI
ATTITUDE
1.
Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan ,tetapi di bentuk atau
dipelajarianya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
2.
Attitude dapat berubah-ubah ,karena itu attitude dapat dipelajari orang atau
sebaliknya attitude-attitude dapat dipelajari sehingga attitude-attitude dapat
berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu
yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu.
3.
Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu
terhadap suatu objek.
4.
Ojek attitude merupakan suatu hal tertentu,tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut.jadi attitude dapat berkaitan dengan satu objek saja tapi
juga berkaitan dengan sederetan objek yang serupa.
5.
Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan .
MEMAHAMI ATTITUDE
Untuk dapat memahami attitude social dan non social
biasanya tidak mudah seperti juga tidak mudah untuk mengetahui struktur motif
orang denan segala tingkah lakunya.Untuk dapat memahami attitude-attitude itu
terdapat beberapa metode yangdapat digolongkan kedalam metode-metode langsung
dan metode-metode tidak langsung.
·
Metode langsung metode
dimana orang secara langsung diminta pendapat atau anggapannya mengenai objek
tertentu. Metode ini lebih mudah pelaksanaannya,tetapi hasil-hasilnya kurang
dapat dipercaya daripada metode tidak langsung.
·
Metode tidak langsung
,orang diminta agar menyatakan dirinya mengenai objek attitude yang diteliti
tetapi secara tidak lngsung,misalnya dengan menggunakan test psikologi ( test
proyeksi ) yang dapat mendaftarkan sikap-sikap dan attitude-attitude dengan
cukup mendalam.Cara ini lebih sulit dilaksanakan tetapi lebih mendalam.
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN ATTITUDE
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya
atau dengan sembarangan saja . Interaksi social didalam kelompok maupun diluar
kelompok dapat merubah attitude atau membentuk attitude yang baru.akan tetapi
pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi diluar kelompoknya itu sendiri
belum cukup untuk menyebabkan berubahnya attitude atau terbentuknya attitude
yang baru.
·
Faktor-faktor internal
Yang
menjadi persoalan disini adalah apakah pandangan baru yang diperoleh melalui
alat komunikasi itu dapat ditampung diantara sikap-sikap pandangan dan sikap-sikap
perasaan yang sudah terdapat pada seseorang ?
Pilihan
tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan attitude-attitude yang bekerja
didalam diri kita pada waktu itu dan mengarahkan minat perhatian kita terhadap
objek-objek tertentu diantara keseluruhan objek yang mingkin kita perhatikan
pada waktu itu. Sebuah contoh sederhana mengenai adanya pilihan dalam
pengamatan yang ditentukan motif-motif itu misalnya apabila seseorang sedang
sangat lapar ia akan lebih memperhatikan rangsangan dari lingkungannya yang
dapat membawakan orang itu kepada pemuasan dari kelaparan itu daripada
rangsangan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan akan makanan itu.
·
Faktor- faktor
Eksternal
Dalam pembentukan dan perubahan
attitude,selain faktor-faktor internal terdapat pula faktor-faktor eksternal.
Mengenai faktor eksternal itu akan diuraikan beberapa hal seperti yang
dikemukakan oleh M.Sherif dalam bukunya sbb :
1.
Dalam interaksi
kelompok dimana terdapat hubungan timbal – balik yang langsung antara manusia.
2.
karena komunikasi,dimana
terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja.
Perubahan attitude dapat berlangsung
dalam interaksi kelompok tetapi dalam hal itu harus dibedakan pula dua macam
interaksi kelompok yaitu :
1.
Perubahan attitude
karena shifting of reference-groups.
2.
Perubahan attitude didalam situasi kontak
social antara dua kelompok itu.
INTERAKSI
KELOMPOK
Kelompok keluarga menjadi kelompok pegangan hidupnya
dimana ia merasa adanya hubungan batin karena norma-norma dan nilai-nilai
kehidupan serta attitude-attitude-nya.Bersamaan dengan itu,ia juga secra nyata
dan formal adalah anggota keluarganya.Ia pertama-tama mengalami proses
sosialisasi pada dirinya di dalam kerangka kehidupan keluarganya.Ia memperoleh
norma-norma dan attitude pertama-tama di dalam lingkungan keluarganya.
SHIFTING OF REFERENCE-GROUP
Lambat laun ia mungkin harus meninggalka kelompok
keluarganya untuk belajar atau untuk bekerja di salah satu tempat,berjauha dari
kelomopk keluarganya .Jadi secara ‘lahir’ ,ia bukan lagi menjadi anggota
keluarganya karena ia- di tempat belajar itu- menggabungkan diri dangan sebuah
kelompok baru, misalnya sebuah kelompok mahasiswa.
a.
ia bertahan pada norma
dan attitude-attitude kehidupan kelompok keluarga(reference-group-ya).
b.
Ia melepaskan norma dan
attitude-attitude reference-group-nya itu dan menyesesuaikan dirinya sengan
norma-norma dan attitude-attitude dari membership-group-nya sehingga dengan
demikian ia menyetujui norma atau attitude yang baru.
·
Perubahan attitude
dalam situasi kontak antar kelompok
2 . perubahan attitude dalam situasi
kontak antara dua kelompok berbeda dengan situasi dimana individu dilibatkan
secara aktif untuk turut serta dalam interaksi intensif dan cukup lama. Setelah
itu, kelompok dipersilahkan untuk mengunjungi tempat tinggal masing-masing.
Sebelum mereka diberi ceramah, mereka dites untuk melihat bagaimana
attitude-attitude mereka terhadap suku lain. Hasil tes tersebut menunjukan
bahwa mereka menetap negatif , berarti bahwa situasi kontak sosial antar
kelompok yang hanya terdiri atas ceramah dan saling mengunjungi seperti dalam
kondisi-kondisi experimen ini tidak menghasilkan terjadinya perubahan attitude.
·
perubahan attitude
karena komunikasi sepihak
untuk memperoleh keterangan telah
dilakukan puluhan bahkan ratusan eperimen yang meneliti faktor-faktor mana yang
memegang peranan dalam usaha untuk membentuk atau mengubah attitude-attitude
dengan cara komunikasi sepihak.
·
Beberapa eksperimen
Experimen Murphy dan Newcomb (12)
menyatakan bahwa perubahan attitude yang paling berhasil terjadi pada
orang-orang yang sebelumnya diberi komunikasi tertentu ( ceramah, pidato,
risalah, dsb )
Masalah ini diteliti secara experimental
oleh Hovland. Berdasarkan hasil experimennya, Hovland menarik kesimpulan
bahwa :
1.
Apabila isi komunikasi
rumit ( tidak mempunyai struktur dan susunan yang jelas ), maka komunikator
yang harus menarik kesimpulan.
2.
Apabila isi komunikasi
tidak ada berhubungan erat dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar, maka komunikator menarik kesimpulan.
·
Prasangka Sosial
Prasangka sosial merupakan sikap
perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau
kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu.prasangka
sosisal yang pada awalnya hanya merupakan sikap-sikap perasaan negative itu
lambat laun menyatakan dirinya dalam tindakan-tindakan yang diskriminatif
terhadap orang-orang yang termasuk golongan-golongan yang diprasangkai itu
tanpa alasan-alasan yang objektif pada pribadi orang yang dikenai
tindakan-tindakan diskriminatif.
·
Penjelasan Prasangka
Sosial
Bahwasannya tindakan-tindakan
diskriminatif yang berdasarkan prasangka sosial merugikan masyarakat Negara itu
sendiri, sudah jelas pula karena dengan demikian perkembangan potensi-potensi
manusia masyarakat itu sendiri sangat dihambat. Maka dinegara-negara yang
bersangkutan telah pula diupayakan untuk mengubah dan menghilangkan
prasangka-prasangka sosial yang picik dan yang menghambat perkembangan
masyarakat dengan wajar.
·
Beberapa Sumber
Prasangka
Dalam beberapa penelitian dan observasi
tampak bahwa disekolah-sekolah internasional tidak terdapat sedikit pun
prasangka sosial pada anak-anak sekolah yang berasal dari bermacam-macam
golongan ras atau kebudayaan. Secara tidak sadar mereka lambat laun mungkin
memperoleh sikap-sikap tertentu terhadap golongan-gologan tertentu yang lambat
laun dapat melahirkan stereotip-stereotip.
·
Terjadinya Prasangka
Sosial
Terjadinya prasangka sosial semacam
ini dapat juga disebut pertumbuhan prasangka sosial dengan tidak sadar dan yang
berdasarkan kekurangan pengetahuan dan pengertian akan fakta- fakta kehidupan
yang sebenarnya dari glongan-golongan orang yang dikenai stereotip-stereotip
itu.
·
KetidakSadaran Akan
Kerugian-kerugian
faktor ketidaksadaran akan
kerugian-kerugian masyarakat sendiri akibat prasangka sosial itu dapat menjadi
sebab bahwa prasangka sosial itu dapat berkembang terus-menerus. Apabila orang
telh sadar akan kerugiannya dalam menempuh prasangka sosial itu, orang akan
berusaha menghilankannya. Dalam hubungan ini, terdapat pula serentetan kerugian
pribadi yang tidak kita bahas disini.
·
Ciri Pribadi Orang
Berprasangka
Terdapat beberapa cirri pribadi
orang mempermudah bertahannya prasangka sosial, antara lain pada orang-orang
yang berciri tidak toleransi, kurang mengenal akan dirinya sendiri, kurang
berdaya cipta, tidak merasa aman, memupuk khayalan-khayalan yang agresif dll.
·
Frustasi dan agresif
Apabila seseorang secara pribadi
mengalami frustasi yang ingin dipuaskannya secara agresif, ia mungkin menendang
kursinya , atau memukul anjingnya, atau memperlihatkan kejengkelannya dengan
cara lain. Akan tetapi, apabila segolongan orang mengalami frustasi tertentu
yang menimbulkan agresi, maka dengan sangat mudah perasaan-perasaan agresif
tersebut dihadapkan kepada segolongan lain yang diprasangkainya yang lalu
diserangnya secara kurang atau lebih intensif.
·
Upaya-upaya Mengurangi
Prasangka Sosial
Upaya-upaya mengurangi prasangka
sosial antar golongan itu kiranya jelas harus dimulai pada pendidikan anak-anak dirumah dan disekolah
oleh orang tua dan gurunya. Sementara itu, sebaiknya dihindarkan
pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka sosial
tersebut dan ajaran-ajaran yang sudah berprasangka sosial. Selain itu, puluhan
experimen dengan sekelompok kecil telah menyatakan bahwa interaksi antar golongan yang cukup intensif mampu sekali melenyapkan stereotip
dan prasangka sosial antar golongan itu.
Terima kasih karna bisa membaca pengertian ini
BalasHapus