Selasa, 30 Oktober 2012

Pengertian Attitude dan ciri-cirinya



 ATTITUDE
Pengertian atitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut tetapi sikap tersebut disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai  dengan sikap objek itu . jadi ,attitude bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Attitude senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal ,suatu objek .Tidak ada attitude tanpa ada objeknya.
Attitude mungkin terarahkan pada benda-benda ,orang-orang ,tetapi juga peristiwa-peristiwa,pemandangan-pemandangan,lembaga-lembaga,norma-norma,nilai-nilai dan lain-lain.
  
* Attitude sosial dan attitude individual
Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap perasaan tertentu,
tetapi attitude-attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembangannya.peranan attitude-attitude tersebut dibentuk sepanjang perkembangan .Adanya attitude –attitude menyebabkan bahwa manusia akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya .
Attitude dapat dibedakan ke dalam attitude sosial dan attitude sosial dan attitude individual:
Attitude  sosial pernah dirumuskan sebagai berikut: Suatu attitude sosial dinyatakan dengan cara-cara kegiatan yang sama dan berulang –ulang terhadap objek  sosial. Attitude sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang,tetapi juga oleh orang lain yang sekelompok atau semasyaratan . Misalnya penghormatan yang berkali-kali dinyatakan dengan cara khidmat oleh sekelompok orang terhadap bendera, menunjukkan adanya attitude kelompok tersebut terhadap benderanya .
Atittude individual berbeda dengan attitude sosial,yaitu :
1.      Attitude individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja ,misalnya kesukaan terhadap binatang-binatang tertentu,
2.      Attitude individual berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial.

Kita lambat-laun mungkin memperoleh sikap suka atau tidak suka kepada seorang kawan atau seorang pesaing, dan terhadap peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan kita.Jadi ,attitude mempunyai peranan yang penting dalam interaksi manusia .Apa yang attitude “sosialisasi” dari manusia itu sebagian besar terdiri atas pembentukan attitude-attitude khas yang memiliki orang Perancis,termasuk attitude-attitude terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial kelompok perancis.
Attitude sosial dan attitude pada umumnya itu mempunyai sifat-sifat dinamis yang sama seperti sifat motif dan motivasi; yaitu merupakan salah satu penggerak internal di dalam pribadi orang yang mendoronganya berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

*CIRI-CIRI ATTITUDE
1. Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan ,tetapi di bentuk atau dipelajarianya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.
2. Attitude dapat berubah-ubah ,karena itu attitude dapat dipelajari orang atau sebaliknya attitude-attitude dapat dipelajari sehingga attitude-attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu.
3. Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek.
4. Ojek attitude merupakan suatu hal tertentu,tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.jadi attitude dapat berkaitan dengan satu objek saja tapi juga berkaitan dengan sederetan objek yang serupa.
5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan .


MEMAHAMI ATTITUDE
Untuk dapat memahami attitude social dan non social biasanya tidak mudah seperti juga tidak mudah untuk mengetahui struktur motif orang denan segala tingkah lakunya.Untuk dapat memahami attitude-attitude itu terdapat beberapa metode yangdapat digolongkan kedalam metode-metode langsung dan metode-metode tidak langsung.
·         Metode langsung metode dimana orang secara langsung diminta pendapat atau anggapannya mengenai objek tertentu. Metode ini lebih mudah pelaksanaannya,tetapi hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya daripada metode tidak langsung.
·         Metode tidak langsung ,orang diminta agar menyatakan dirinya mengenai objek attitude yang diteliti tetapi secara tidak lngsung,misalnya dengan menggunakan test psikologi ( test proyeksi ) yang dapat mendaftarkan sikap-sikap dan attitude-attitude dengan cukup mendalam.Cara ini lebih sulit dilaksanakan tetapi lebih mendalam.

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN ATTITUDE
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja . Interaksi social didalam kelompok maupun diluar kelompok dapat merubah attitude atau membentuk attitude yang baru.akan tetapi pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi diluar kelompoknya itu sendiri belum cukup untuk menyebabkan berubahnya attitude atau terbentuknya attitude yang baru.
·         Faktor-faktor internal
Yang menjadi persoalan disini adalah apakah pandangan baru yang diperoleh melalui alat komunikasi itu dapat ditampung diantara sikap-sikap pandangan dan sikap-sikap perasaan yang sudah terdapat pada seseorang ?
Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan attitude-attitude yang bekerja didalam diri kita pada waktu itu dan mengarahkan minat perhatian kita terhadap objek-objek tertentu diantara keseluruhan objek yang mingkin kita perhatikan pada waktu itu. Sebuah contoh sederhana mengenai adanya pilihan dalam pengamatan yang ditentukan motif-motif itu misalnya apabila seseorang sedang sangat lapar ia akan lebih memperhatikan rangsangan dari lingkungannya yang dapat membawakan orang itu kepada pemuasan dari kelaparan itu daripada rangsangan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan akan makanan itu.
·         Faktor- faktor Eksternal 
Dalam pembentukan dan perubahan attitude,selain faktor-faktor internal terdapat pula faktor-faktor eksternal. Mengenai faktor eksternal itu akan diuraikan beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh M.Sherif dalam bukunya sbb :
1.      Dalam interaksi kelompok dimana terdapat hubungan timbal – balik yang langsung antara manusia.
2.      karena komunikasi,dimana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja.
Perubahan attitude dapat berlangsung dalam interaksi kelompok tetapi dalam hal itu harus dibedakan pula dua macam interaksi kelompok yaitu :
1.      Perubahan attitude karena shifting of reference-groups.
2.       Perubahan attitude didalam situasi kontak social antara dua kelompok itu. 
INTERAKSI  KELOMPOK
Kelompok keluarga menjadi kelompok pegangan hidupnya dimana ia merasa adanya hubungan batin karena norma-norma dan nilai-nilai kehidupan serta attitude-attitude-nya.Bersamaan dengan itu,ia juga secra nyata dan formal adalah anggota keluarganya.Ia pertama-tama mengalami proses sosialisasi pada dirinya di dalam kerangka kehidupan keluarganya.Ia memperoleh norma-norma dan attitude pertama-tama di dalam lingkungan keluarganya.
SHIFTING OF REFERENCE-GROUP
Lambat laun ia mungkin harus meninggalka kelompok keluarganya untuk belajar atau untuk bekerja di salah satu tempat,berjauha dari kelomopk keluarganya .Jadi secara ‘lahir’ ,ia bukan lagi menjadi anggota keluarganya karena ia- di tempat belajar itu- menggabungkan diri dangan sebuah kelompok baru, misalnya sebuah kelompok mahasiswa.
a.       ia bertahan pada norma dan attitude-attitude kehidupan kelompok keluarga(reference-group-ya).
b.      Ia melepaskan norma dan attitude-attitude reference-group-nya itu dan menyesesuaikan dirinya sengan norma-norma dan attitude-attitude dari membership-group-nya sehingga dengan demikian ia menyetujui norma atau attitude yang baru.
·         Perubahan attitude dalam situasi kontak antar kelompok
2 . perubahan attitude dalam situasi kontak antara dua kelompok berbeda dengan situasi dimana individu dilibatkan secara aktif untuk turut serta dalam interaksi intensif dan cukup lama. Setelah itu, kelompok dipersilahkan untuk mengunjungi tempat tinggal masing-masing. Sebelum mereka diberi ceramah, mereka dites untuk melihat bagaimana attitude-attitude mereka terhadap suku lain. Hasil tes tersebut menunjukan bahwa mereka menetap negatif , berarti bahwa situasi kontak sosial antar kelompok yang hanya terdiri atas ceramah dan saling mengunjungi seperti dalam kondisi-kondisi experimen ini tidak menghasilkan terjadinya perubahan attitude.
·         perubahan attitude karena komunikasi sepihak
untuk memperoleh keterangan telah dilakukan puluhan bahkan ratusan eperimen yang meneliti faktor-faktor mana yang memegang peranan dalam usaha untuk membentuk atau mengubah attitude-attitude dengan cara komunikasi sepihak.
·         Beberapa eksperimen
Experimen Murphy dan Newcomb (12) menyatakan bahwa perubahan attitude yang paling berhasil terjadi pada orang-orang yang sebelumnya diberi komunikasi tertentu ( ceramah, pidato, risalah, dsb )
Masalah ini diteliti secara experimental oleh Hovland. Berdasarkan hasil experimennya, Hovland menarik kesimpulan bahwa  :
1.      Apabila isi komunikasi rumit ( tidak mempunyai struktur dan susunan yang jelas ), maka komunikator yang harus menarik kesimpulan.
2.      Apabila isi komunikasi tidak ada berhubungan erat dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar, maka  komunikator menarik kesimpulan.

·        Prasangka Sosial
Prasangka sosial merupakan sikap perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang berprasangka itu.prasangka sosisal yang pada awalnya hanya merupakan sikap-sikap perasaan negative itu lambat laun menyatakan dirinya dalam tindakan-tindakan yang diskriminatif terhadap orang-orang yang termasuk golongan-golongan yang diprasangkai itu tanpa alasan-alasan yang objektif pada pribadi orang yang dikenai tindakan-tindakan diskriminatif.


·        Penjelasan Prasangka Sosial
Bahwasannya tindakan-tindakan diskriminatif yang berdasarkan prasangka sosial merugikan masyarakat Negara itu sendiri, sudah jelas pula karena dengan demikian perkembangan potensi-potensi manusia masyarakat itu sendiri sangat dihambat. Maka dinegara-negara yang bersangkutan telah pula diupayakan untuk mengubah dan menghilangkan prasangka-prasangka sosial yang picik dan yang menghambat perkembangan masyarakat dengan wajar.
·        Beberapa Sumber Prasangka
Dalam beberapa penelitian dan observasi tampak bahwa disekolah-sekolah internasional tidak terdapat sedikit pun prasangka sosial pada anak-anak sekolah yang berasal dari bermacam-macam golongan ras atau kebudayaan. Secara tidak sadar mereka lambat laun mungkin memperoleh sikap-sikap tertentu terhadap golongan-gologan tertentu yang lambat laun dapat melahirkan stereotip-stereotip.
·        Terjadinya Prasangka Sosial
Terjadinya prasangka sosial semacam ini dapat juga disebut pertumbuhan prasangka sosial dengan tidak sadar dan yang berdasarkan kekurangan pengetahuan dan pengertian akan fakta- fakta kehidupan yang sebenarnya dari glongan-golongan orang yang dikenai stereotip-stereotip itu.
·        KetidakSadaran Akan Kerugian-kerugian
faktor ketidaksadaran akan kerugian-kerugian masyarakat sendiri akibat prasangka sosial itu dapat menjadi sebab bahwa prasangka sosial itu dapat berkembang terus-menerus. Apabila orang telh sadar akan kerugiannya dalam menempuh prasangka sosial itu, orang akan berusaha menghilankannya. Dalam hubungan ini, terdapat pula serentetan kerugian pribadi yang tidak kita bahas disini.


·        Ciri Pribadi Orang Berprasangka
Terdapat beberapa cirri pribadi orang mempermudah bertahannya prasangka sosial, antara lain pada orang-orang yang berciri tidak toleransi, kurang mengenal akan dirinya sendiri, kurang berdaya cipta, tidak merasa aman, memupuk khayalan-khayalan yang agresif dll.
·        Frustasi dan agresif
Apabila seseorang secara pribadi mengalami frustasi yang ingin dipuaskannya secara agresif, ia mungkin menendang kursinya , atau memukul anjingnya, atau memperlihatkan kejengkelannya dengan cara lain. Akan tetapi, apabila segolongan orang mengalami frustasi tertentu yang menimbulkan agresi, maka dengan sangat mudah perasaan-perasaan agresif tersebut dihadapkan kepada segolongan lain yang diprasangkainya yang lalu diserangnya secara kurang atau lebih intensif.
·        Upaya-upaya Mengurangi Prasangka Sosial
Upaya-upaya mengurangi prasangka sosial antar golongan itu kiranya jelas harus dimulai pada  pendidikan anak-anak dirumah dan disekolah oleh orang tua dan gurunya. Sementara itu, sebaiknya dihindarkan pengajaran-pengajaran yang dapat menimbulkan prasangka-prasangka sosial tersebut dan ajaran-ajaran yang sudah berprasangka sosial. Selain itu, puluhan experimen dengan sekelompok kecil telah menyatakan bahwa interaksi antar  golongan yang cukup  intensif mampu sekali melenyapkan stereotip dan prasangka sosial antar golongan itu.

MACAMA- MACAM MOTIF DALAM DIRI MANUSIA



MACAMA- MACAM MOTIF 

MOTIF MANUSIA
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia mempunyai motif. Tingkah laku juga disebut tingkah laku secara reflex dan berlangsung secara otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia.
Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dlam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberikan arah pada tingkah laku kita kegiatan yang biasa kita lakukan sehari hari juga mempunyai motif tersendiri. Contoh kita makan 3 kali sehari dan tidur setiap malam untuk memenuhi kebutuhan akan makan dan perlu beristirahat.

MOTIF TUNGGAL, MOTIF BERGABUNG
Motif kegiatan kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif gabungan misalnya, mendengarkan warta berita mungkin mempunyai motif yang umum seperti yang diuraikan diatas, mungkin juga bermotif lain, misalnya mendengarkan berita tertentu yang juga berhubungan dengan pekerjaannya.

MOTIF BIOGENETIS
Motif biogenetis merupan motif yang berasal dari kebutuhan kebutuhan organisme orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenesis ini asli di dalam diri orang dan berkembang dengan sendirinya.
Contoh : lapar, haus,istirahat dan bernafas

 MOTIF SOSIOGENETIS
Motif ini dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenestis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi social dengan orang orang atau hasil kebudayaan.
Contoh : keinginan mendengarkan music legong Bali, keinginan untuk membaca sejarah Indonesia.
MOTIF TEOGENETIS
Motif tersebut berasal dari interaksi antara Tuhan dengan manusia. Contoh : menjalankan norma norma sesuai dengan kitab suci yang di anutnya, beribadah
PERANAN MOTIF DAN PENGAMATAN
Peran motif dalam segala tingkah laku manusia besar sekali. Halini sebenarnya sudah tampak pada suatu kegiatan yang sederhana seperti pengamatan.
Pengalaman pada dasarnya melalui suatu proses dimana rangsangan dari luar seperti cahaya untuk mata, bunyi untuk telinga bau untuk idung melalui panca indra dan diteruskan ke pusat tertentu di dalam otak yang menafsirkann pengamatan tadi.

PENGERTIAN DASAR PENGAJARAN PERBAIKAN



PENGERTIAN DASAR PENGAJARAN PERBAIKAN

a.                  pengertian

Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan / gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Remedial teaching berasal dari kataremedy (Bahasa Inggris) yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan dalam belajar. Tapi dewasa ini pengertian itu sudah mengalami berkembang. Sehingga anak yang normal pun memerlukan pelayanan pengajaran remedial.
2. Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya dipergunakan pendekatan dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Pendekatan ini dianggap merupakan salah satu sistem yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal dengan melalui satuan pelajaran. Satuan pelajaran adalah kegiatan belajar mengajar suatu bahan atau satuan bahasan, dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih khusus(TIK). Tujuan Instruksional Khusus ini hendaknya dirumuskan dengan jelas, dapat diukur, serta dalam bentuk tingkah laku murid.
Dengan rumusan dan tujuan yang jelas akan memudahkan guru dalam menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran serta rencana dan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan TIK.
2. Menyusun alat evaluasi.
3. Menentukan materi pelajaran dan kegiatan belajar mengajar (metode, alat, sumber)
4. Melaksanakan pengajaran.
5. Evaluasi yang merupakan umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar, berupa :
Dengan melihat kerangka dasar kegiatan-kegiatan program belajar mengajar dengan pendekatan PPSI tersebut, maka pengajaran perbaikan/ remedial teaching memegang peranan penting, khususnya dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal (belajar tuntas).
3. Perlunya Pengajaran Perbaikan
Seperti pada uraian sebelumnya, dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini perlu dapat dilihat dari segi :
a. Siswa
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-beda dalam proses belajar mengajar. Atas dasar perbedaan individual siswa inilah, guru harus menggunakan berbagai pendekatan dengan anggapan bahwa bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai kemampuan pribadinya diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk membantu setiap pribadi siswa dalam mencapai hasil prestasi yang optimal, maka sebaiknya digunakan pendekatan pengajaran perbaikan.



b.      Guru
Guru yang mempunyai fungsi ganda sebagai instruktur, konselor, petugas psikologi, dan sebagainya bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan prestasi belajar siswa. Maka dalam rangka ini, pengajaran perbaikan merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuk dapat mencapai hasil prestasi belajar secara optimal.
c. Proses Pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan penyuluhan merupakan pelengkap dari keseluruhan proses pelaksanaan program belajar. Melalui bimbingan dan penyuluhan ini diharapkan siswa dapat mencapai perkembangan pribadi yang integral. Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan yang sebaik-baiknya dalam proses belajar-mengajar diperlukan pelayanan khusus yaitu pengajaran perbaikan.
b) Perbandingan Pengajaran Biasa dengan Pengajaran Perbaikan
1. Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan khusus.
2. Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pengajaran perbaikan tujuannnya disesuaikan dengan kesulitan belajar siswa walaupun tujuan akhirnya sama.
3. Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa, sedangkan metode dalam pengajaran perbaikan berdiferensial (sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan).
4. Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran perbaikan oleh team (kerjasama).
5. Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi, yaitu dengan penggunaan tes diagnostik, sosiometri, dsb.
6. Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekayan individual.
7. Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
c) Tujuan Pengajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan oleh phak sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu :
1.      Agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya.
2.      Dapat memperbaiki / mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik.
3.      Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4.      Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
5.       Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa.

d) Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar, pengajaran perbaikan mempunyai fungsi :
1. Korektif , artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan.
2. Pemahaman, artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat memahami siswa.

3. Penyesuaian, penyesuaian pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil terbaik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakan kesulitan sehingga mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

4. Pengayaan, maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses belajar mengajar melalui metode pengajaran yang bervariasi.

5. Akselerasi, maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar, baik dari segi waktu maupun materi.

6.      Terapsutik, maksudnya secara lagsung atau tidak langsung pengajaran perbaikan dapat memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang.
4. Sifat Khusus Pengajaran Perbaikan dengan Masalahnya
Kekuasaan pengajaran perbaikan disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar menyangkut masalah cara belajar, metode belajar, materi, alat, dan lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehubungan dengan masalah ini maka perlu sekiranya guru memahami prinsip-prinsip permasalahan yang menyangkut :
a. Cara belajar siswa
Pada dasarnya siswa belajar dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Eksplorasi
Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan bermacam-macam alternatif.

2. Coba-coba
Melalui trial and error, siswa belajar memecahkan suatu permasalahan.

3. Rasa tidak senang
Dengan merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari kesalahan.

4. Rasa gembira
Sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.

5. ImitasiBelajar melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.

6. Partisipasi
Belajar melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif(learn be doing), itulah prinsip pedagogik dewasa ini.

7. Komunikasi
Semakin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.
b. Kondisi belajar

Ø  Kondisi Umum
a) Stimulasi belajar
Pesan yang diterima oleh siswa berupa stimulus yang berbentuk visual, auditif, verbal, taktil, dsb. Dalam kegiatan belajar mengajar, bahan yang disajikan harus benar-benar diinformasikan dan dapat diterima oleh siswa dengan baik dengan cara prinsip pengulangan, dimana pinsip ini akan membantu siswa lebih dari sekali kesempatan untuk menerima dan menstruktur pesan yang disampaikan oleh guru.
b) Perhatian dan Motivasi
Siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan belajar. Oleh karena itu, sesuatu yang paling penting dalam kegiatan belajar dan untuk mempertahankan perhatian diperlukan adanya motivasi sehingga kegiatan belajar berlangsung dan berhasil baik.
c) Respons yang dipelajari
Oleh karena belajar itu proses aktif, maka siswa harus dilibatkan ke dalam bahan yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi perhatian, proses internal, dan tindakan yang nyata. Karena itu, agar hasil belajar dapat dinilai, maka tujuan harus dirumuskan ke dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati.
d) Penguatan dan umpan balik
Secara teori, bila suatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan untuk mengulanginya. Siswa harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas.
e) Pemakaian dan pemindahan
Salah satu prinsip pemakaian kembali informasi yang telah dipelajari adalah mind (jiwa) harus membuat suatu alamat terhadap stimulus yang tersedia pada saat dibutuhkan.
f) Kemampuan belajar
organisasi manusia adalah suatu system belajar yang sangat efektif.
Ø  Kondisi khusus

a.       Kondisi belajar informasi
Termasuk belajar informasi adalah belajar lambang, kata-kata, istilah-istilah, definisi, persamaan, pernyataan sifat, dan lain-lain jenis informasi. Informasi yang dipelajari sering disebut fakta pengetahuan atau isi yang dipelajari dengan menghafalkan.

b.      Kondisi belajar konsep
Mempelajari konsep mempunyai tiga dimensi yaitu:
-          Pengembangan secara internal pola mental yang memberikan perasaan dan kemampuan untuk menggunakannya.
-          Verbalisasi, deskripsi, atau definisi.
-          Pemberian nama untuk konsep.






c.       Kondisi belajar prinsip
Prinsip yaitu pola antara hubungan fungsional antara konsep-konsep misalnya penguapan, pembaruan, dalam dunia yang lebih eksak dinyatakan dengan rumus-rumus. Kondisi khusus belajar konsep yaitu:
-          Perluas asosiasi dengan berbagai contoh
-          Secara umum bekerja mulai dari yang konkret sampai teori (abstrak) dari sederhana menuju kompleks
-          Tinjau kembali dan latih pengguna prinsip.

d.      kondisi belajar keterampilan
keterampilan dibedakan menjadi dua yaitu intelktual dan psikomotor. Keterampilan apapun memerlukan reviu atas kegiatan belajar terdahulu. Belajar keterampilan memerlukan latihan dalam mengkoordinasikan gerak motorik dengan kegiatan mental yang kompleks (senso-motoris)

e.       kondisi belajar sikap
berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu pengenalan perhatian ganjaran. Karna itu jika siswa menjauhi sekolah mempunyai pengalaman negative terhadap pelajaran dan sebaliknya.

v  Strategi pengajaran

Strategi pengajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dalam memberikan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan. dengan kata lain strategi pengajaran kegiatan yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan (fasilitas) kepada siswa untuk mencapainya tujuan.
Pemilihan strategi pengajaran tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru smata-mata dalam menggunakan metode, melainkan juga oleh sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Contohnya:

·         Metode ceramah
Metode pengajaran yang menggunakan penjelasan secara verbal. Komunikasi biasanya bersifat satu arah, walaupun demikian bisa dilengkapi dengan audio visual, Tanya jawab, diskusi singkat dll.

·         Metode diskusi
Metode ini dapat dipandang sebagai salah satu metode pengajaran yang paling efektif untuk kelompok kecil. Efektifitas berfikir secara kritis, pemecahan masalah dan komunikasi antar pribadi.
Walaupun demikian masalah yang perlu diperhatikan yaitu kesiapan dan pengalaman siswa untuk berdiskusi.

·         Metode simulasi
Metode ini digabung dengan bermain peranan karna dengan memainkan peranan tersebut siswa memperoleh suatu pengertian yang lebih baik tentang dari orang yang dimainkanya, serta motif yang mempengaruhi tinngkah lakunya.

v  Hubungan guru dan siswa
Hubungan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan adalah hubungan manusiawi. Yang terpenting bagi guru bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Karna itu kelainan anak dalam tingkah laku (misbechaviour) adalah merupakan akibat ketidak mauan anak mengerjakan sesuatu atas kehendak orang lain.
v  Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukan berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.





v  Bidang studi
a.       Bahasa
Factor-faktor psikis yang mempengaruhi perkembangan dan kemampuan bahasa yaitu lingkungan anak, intelegensi, emosi dan alat bicara. Karna itu guru diharapkan dapat melihat hambatan bahas baik jasmani maupun psikis. Hambatanya berupa salah ucap, salah eja.

b.      Berhitung / matematika
Kegagalan dalam penguasaan dan penggunaan angka dengan kombinasinya sering terjadi karna anak belum/kurang memahami pengertian tentang angka. Bila keadaan ini tidak diketahui oleh guru dan tidak segera di beri perbaikan akibatnya adalah kegagalan.

c.       Pengetahuan alam/social
Pengamatan dan pengalaman adalah dasar dari mendapatkan pengertian dalam bidang pengetahuan alam dan pengetahuan social.
Pengetahuan alam yang pertama adalah memberikan pengetahuan tentang isi alam semesta, bagaimana aktivitas kerjanya dan mengapa demikian.
Sedangkan pengetahuan social menggunakan penemuan-penemuan dalam pengetahuan alam tentanng apa yang berguna, apa yang baik bagi kesejahteraan umat manusia.